Menyadari pentingnya penanggulangan konten negatif di platform daring, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Indonesia mengambil langkah maju dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Melalui upaya ini, mereka bertekad untuk memerangi konten judol (konten negatif) yang tersebar luas di internet.
Menteri Komunikasi dan Informatika, bersama timnya, akan segera bertemu dengan perwakilan dari Google, salah satu platform daring terbesar di dunia. Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas strategi penggunaan teknologi AI dalam mendeteksi dan menghapus konten judol yang meresahkan.
Judol, singkatan dari “Junk, Duplicate, and Low-Quality Content” atau konten sampah, duplikat, dan berkualitas rendah, menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia. Konten semacam ini tidak hanya merugikan bagi pengguna internet secara umum, tetapi juga dapat merusak reputasi bangsa di mata dunia internasional.
Dengan dukungan teknologi AI, Menkominfo berharap dapat meningkatkan efektivitas dalam mendeteksi dan menanggulangi konten judol dengan lebih cepat dan akurat. Langkah ini diharapkan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik kepada pengguna internet Indonesia dari konten yang tidak diinginkan.
Selain itu, pihak Kementerian juga akan menjelaskan kepada Google tentang kerangka regulasi dan hukum yang ada di Indonesia terkait pengawasan dan penanggulangan konten negatif di dunia maya. Kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan teknologi seperti Google diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan bersih bagi semua pengguna.
Melalui langkah-langkah proaktif ini, Indonesia menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan internet yang positif dan aman bagi seluruh warganya. Dengan dukungan teknologi AI dan kerjasama lintas sektor, diharapkan penanggulangan konten judol dapat menjadi lebih efektif dan efisien dalam waktu yang lebih singkat.